Tuesday, March 4, 2008

Kadung Cinta Bahasa Jawa

Selasa, 04 Mar 2008

Surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Sahudi tentang sehari berbahasa Jawa di sekolah disambut gembira Kepala SMA Katolik Hendrikus, Sintowati Soetanto. Alumnus Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Satya Wacana Salatiga itu merasa seperti dapat kesempatan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Jawa.



"Padahal, awalnya saya sama sekali tidak bisa berbahasa Jawa. Maklum, saya dibesarkan di lingkungan keluarga Tiongkok dan Belanda," ujar wanita 45 tahun itu ketika ditemui kemarin (3/3).

Dia mulai mencintai bahasa Jawa pada 1983 saat praktik mengajar di Desa Banyuputih, Salatiga. "Waktu itu, saya terpaksa berbahasa Jawa karena harus bertemu warga yang sehari-hari hanya bisa menggunakan bahasa Jawa untuk komunikasi," kenang wanita asli Surabaya itu.

Akhirnya, Sintowati malah keterusan mencintai bahasa Jawa untuk komunikasi. Kebiasaan Sintowati berbahasa Jawa tidak hanya di rumah ketika berinteraksi dengan suami, anak, atau pembantu. Di tempat umum pun, dia lebih senang berbahasa Jawa. Bahkan, tak jarang Jawa krama inggil (halus). "Misalnya, saat mengurus SIM atau KTP, saya merasa nyaman menggunakan bahasa Jawa. Banyak yang nggak percaya. Malah ada yang bertanya, "Ibu tiang China nopo Jawi, to? (Ibu orang Tionghoa atau Jawa?, Red)" tambahnya sembari tersenyum. (ita/ari)

dikopas dari Jawa Pos

0 comments: