Guru Ikut Berlatih, Ide Awal untuk Kejar Ketertinggalan
SMA Negeri 2 Trenggalek merupakan satu-satunya sekolah yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler pranotocoro atau penata acara pengantin versi Jawa. Berikut laporannya.
Suara koor menggema di salah satu ruang kelas SMA Negeri 2 Trenggalek. Suara itu terdengar berulang-ulang. Baru berhenti setelah tidak ada yang salah.
Meski cukup berat, tidak ada siswa yang boleh mengeluh. Semua peserta calon pranotocoro harus mengikuti olah vokal tersebut.
Penguasaan bahasa dan Sastra Jawa merupakan santapan pertama wajib bagi siswa calon pranotocoro. Kemudian berlanjut materi lain. Diantaranya renggeping wicoro (rangkaian berbicara), kapranacaran (kemampuan merangkai acara), toto kromo (tata krama), siker setanan, padhuwungan (pengetahuan tentang Bahasa Jawa), ngadat toto coro Jowo (belajar tata cara Jawa), dan masih banyak lagi.
"Penguasaan bahasa dan Sastra Jawa bersifat wajib. Harus nglontok (hafal). Lainnya belakangan," kata Kepala SMAN 2 Trenggalek Sugeng Winarno.
Ekstrakurikuler pranotocoro SMAN 2 Trenggalek merupakan yang pertama dan satu-satunya di Trenggalek. Dimulai tahun ajaran 2007-2008 ini. Ide awalnya, pihak sekolah sadar akan kemampuan siswa dalam bidang akademik kalah bersaing dengan sekolah favorit di Kabupaten Trenggalek. Tak ingin ketinggalan terlalu jauh, harus ada cara lain agar siswa bisa juga berprestasi di bidang lain. "Makanya, kami ciptakan ekstrakurikuler pranotocoro ini," papar Sugeng.
Pranotocoro mendapat respon positif dari siswa. Dari sekitar tujuh ratus siswa sekolah yang berada di Desa Sambirejo, Kecamatan Trenggalek, itu delapan puluh diantaranya memilih mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pranotocor. Pada Sabtu, 10 Mei lalu, mereka diwisuda sebagai pranotocoro. Sebelumnya mereka dilatih sekitar lima bulan oleh beberapa pranotocoro handal yang tergabung dalam Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani). "Alhamdullilah anak-anak, sekarang sudah mahir. Sudah ada yang mendapat job," kata pria yang berdomisili di Dusun Siwalan, Desa Sambirejo, Kecamatan Trenggalek, itu.
Ternyata tidak hanya siswa saja yang tertarik mengikuti pranotocoro. Lima tenaga pendidik SMAN 2 Trenggalek juga ikut mempelajari. Bersama anak didiknya, mereka juga berlatih. Tak ada perkecualian, "Ya diperlakukan sama. Para guru itu juga dianggap murid," ungkap Sugeng.
Untuk menyandang pranotocoro, mereka diuji terlebih dahulu.
Materi ujiannya seputar kepranotocoroan yang pernah diterima sebelumnya. Tim penguji juga guru pranotocoro. "Kalau ndak lulus ya ndak bisa jadi pranocoro," tukas Sugeng.
Weni, salah satu siswa yang lulus dan ikut diwisuda sebagai pranotocoro mengaku bersyukur mengikuti ekstrakurikuler langka tersebut. Dirinya mempunyai kemampuan dan ketrampilan baru. Selain itu, pranotocoro juga berpengaruh kepada kepribadiannya. Sebab, beberapa materi yang disampaikan tidak hanya seputar tata cara berbahasa maupun sastra Jawa. Melainkan juga tentang memposisikan diri dalam berbagai kesempatan. Tidak hanya itu, secara tidak langsung, sikap juga terbentuk. "Saya baru sadar seperti itu. Teman-teman yang lain juga merasakan hal yang sama," ungkapnya. [Karyanto, Ratu]
Radar Tulungagung Senin, 12 Mei 2008
Mengorbit dengan Tulisan Kreatif
7 years ago
5 comments:
sman2 trenggalek, jan top..!!!
kulo salut saestu.. menawiwonten kegiatan mekaten, mugi_mugi dipun terusaken, sahinggo tuntas....
sma 2 trenggalek semoga tetap jaya selamanya..
matursuwun
skolahku, aku selalu kangen padamu.
dari tuanmudaipung2008.blogspot.com
lulusan tahun 2001 IPS 4 ( edisi terakhir )
saya dlu juga ikut pranotocoro di sma 2.kegiaTAnnya asik deh!!!!!pokoknya gak rugi deh!!!!!
semoga ekstra ini dapat berjalan trus.
SMA 2 TRENGGALEK tetap jaya.
FULLDAY jalan trus!!!!!!
mugi-mugi sedoyo pikantuk barokah saking allah swt.
from;bayu XI ips2
SMA 2 kapan" pasang hostpot dunk???
kalo bisa aku dikirimi panduan pranoto coro manten dan kesripahan
Post a Comment