Anwar Khumaini – detikNews [Kamis, 23/10/2008 15:59 WIB]
Beijing - Salah satu agenda Presiden SBY di China adalah memberi kuliah umum mengenai Indonesia di Peking University. Salah satu pertanyaan kritis dalam kesempatan itu adalah kecenderungan muda-mudi etnis Jawa tidak bisa berbahasa Jawa yang baik dan benar.
Pertanyaan itu diajukan seorang mahasiswi China setelah 'dosen luar biasa' SBY menyampaikan materi kuliahnya. Karena pernah berkesempatan kuliah di UGM Yogyakarta, si mahasiswi mengajukan pertanyaannya dalam bahasa Indonesia dan kromo hinggil (bahasa Jawa halus).
"Pak, saya pernah belajar kromo hinggil di UGM, dados kulo saget boso Jawi. Tapi yang membuat saya heran, justru di Yogyakarta sendiri warganya jarang yang bisa bahasa Jawa halus, terutama anak mudanya," tanya dia.
Peserta kuliah yang bisa berbahasa Indonesia, spontan menyambungnya dengan tawa. Tidak terkecuali anggota rombongan kenegaraan yang nampaknya merasa 'agak tersindir' dengan pertanyaan menjurus kritik tersebut.
Sedangkan ratusan mahasiswa lainnya yang tidak paham bahasa Indonesia, tertawa beberapa saat kemudian. Tentu saja setelah pertanyaan itu diterjemahkan ke dalam bahasa China.
Presiden SBY juga tidak bisa menahan senyum atas pertanyaan mahasiswi China itu. Mungkin karena kesulitan menjelaskan fenomena sosial 'anak gaul' di Tanah Air, SBY tidak panjang lebar menjawabnya, selain selaku Kepala Negara dia berkewajiban melestarikan kekayaan budaya Indonesia yang salah satunya adalah bahasa daerah.
(anw/lh)
Mengorbit dengan Tulisan Kreatif
7 years ago
0 comments:
Post a Comment