Ndo, panggilannya, dari kecil senang mendalang. ''Dari situ saya berkenalan dengan seni,'' katanya. Tetapi, cita-cita semula jadi dokter, ''gagal karena masalah ekonomi''. Lalu, lulus tes Akademi Postel di Bandung, tetapi urung berangkat, ''karena tidak ada ongkos''. Toh, keinginannya jadi mahasiswa terpenuhi di IKIP Surakarta (sekarang Universitas Negeri Sebelas Maret), walau cuma tiga bulan. ''Saya ingin memiliki jaket universitas,'' alasannya masuk perguruan tinggi.
Ndo, pernah kerja macam-macam; di pabrik bihun, jaga sepeda di apotek, tukang pungut bola di lapangan tenis. Cikal bakal jadi sastrawan dengan menulis di majalah berbahasa Jawa, Dharma Kanda, 1969. Sebetulnya nama aslinya bukan Arswendo, tetapi Sarwendo. Anehnya, kalau ia menuliskan nama aslinya, ''tulisan saya malah tidak dimuat,'' katanya. Itu dahulu. Sekarang toh ia keasyikan dengan nama tidak asli itu setelah ''sukses'' di Jakarta.
Selain sastrawan dan wartawan -- ia Pemimpin Redaksi Hai dan merangkap wartawan Kompas. Arswendo sangat meminati masalah televisi. Ia tidak pernah bosan melempar saran dan kritik kepada TVRI, tidak peduli ditanggapi atau tidak. Bahkan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta 1982, ia menelanjangi media pemerintah itu lewat ceramahnya, Menjadi Penonton Televisi yang Baik. Ia tahu betul liku-liku pertelevisian.
Bukan cuma televisi, Ndo juga pengamat komik yang baik. Koleksi komiknya cukup lengkap, terutama yang pernah terbit di Indonesia. Ia kesal sekali, ketika di suatu zaman, komik dianggap merusak. ''Tahun 1955, komik dibakar, tahun 1977 komik dirazia bersama razia rambut gondrong,'' tuturnya.
Ndo penasaran dan ia meneliti komik, 1977. Ternyata, komik tidak seburuk yang disangka. Bahkan PT Pustaka Jaya, penerbit yang pernah menyatakan tidak menerbitkan komik, 1972 -- pada tahun 1977 mulai menerbitkan komik.
Ndo, yang pernah mengikuti program penulisan kreatif di Iowa, AS, 1979, menikah dengan Agnes Sri Hartini. Ia mendapat tiga anak. Dan melahirkan puluhan novel dan naskah drama tetapi -- bukan komik. Lihat Apa & Siapa 2002-2003 di www.pdat.co.id ►e-ti
Nama:
Arswendo Atmowiloto
Lahir: Solo, 26 November 1948
Agama: Katolik
Pendidikan:
- SD di Solo (1960)
- SMP di Solo (1963)
- SMA di Solo (1967)
Karir:
- Wartawan koran berbahasa Jawa Dharma Kandha dan Dharma Nyata, (sampai tahun 1974)
- Wartawan majalah humor Astaga
- Pemimpin Redaksi majalah Hai dan Monitor
- Konsultan grup penerbitan tabloid Bintang Indonesia, Fantasi, dan Aura
- Mendirikan Rumah Produksi PT Atmochademas Persada
- Direktur dan Pemimpin Umum dari Atmo Grup, yang menerbitkan tabloid Pro TV, Bianglala, dan majalah anak Ina
- Pimpinan penerbit majalah anak Ino
Karya:
- Raden Pengung, serial detektif
- Mandoblang, novel
- Bayang-Bayang Baur, novel
- Semesra Merapi Merbabu, novel
- Bukit Gundul, novel
- The Circus, novel
- Dua Ibu, novel
- Canting, novel
- Senopati Pamungkas, cerita silat
- Menghitung Hari
- Abal-Abal
- Oksep
- Kisah Para Ratib
- Projo & Brojo
- Auk
- Kiki dan Komplotannya
- Imung
- Keluarga Cemara, novel
- Berserah Itu Indah, esai
- Khotbah di dalam Penjara, esai
- Sebutir Mangga di Halaman Gereja, kumpulan puisi
- Bayiku yang Pertama, drama
- Sang Pangeran, drama
- Surat Pertama dari Jakarta, drama
Karya berupa skenario cerita sinetron dan sinetron yang diproduksi:
- ACI, Aku Cinta Indonesia (TVRI)
- Pelajaran Pertama Calon Ibu
- Kontak Tani
- Jendela Rumah Kita (TVRI)
- Pemahat Borobudur
- Menghitung Hari
- Satu Kakak Tujuh Ponakan (RCTI)
- Imung (SCTV)
- Keluarga Cemara (RCTI)
- Telewang Bajra Bagaskara (SCTV)
- Jamilun (RCTI)
- Terjebak (ditayangkan secara serentak di lima stasiun siar di Indonesia)
- Cinta Dara Kembar (RCTI)
- Cinta di Awal 30
- Canting (RCTI), dengan latar belakang budaya Jawa
- Seruni Berkubang Duka, dan lain-lain
Penghargaan:
Piala Vidya untuk sinetron Pemahat Borobudur (1987) - ASEAN Awards Culture Communication & Literary Works, Bangkok, Thailand (1987) - Piala Vidya Utama atas Cerita Sinetron Terbaik untuk sinetron Menghitung Hari (1995) - Piala Vidya untuk Vonis Kepagian (1996)
Keluarga:
Ayah : Atmowiloto Istri : Agnes Sri Hartini Anak : tiga
Alamat Rumah:
Jalan Damai Kompleks Kompas, No. B2 RT 001/005, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan
TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
Mengorbit dengan Tulisan Kreatif
7 years ago
0 comments:
Post a Comment