PURWOREJO - Pemerintah Kabupaten Purworejo mewajibkan penggunaan bahasa Jawa di seluruh instansi dan sekolah setiap Sabtu. Dan, kemarin (21/2) adalah kali pertama kewajiban tersebut dilaksanakan.
Yang terlihat adalah suasana kaku dan canggung. Tidak jarang, banyak yang terjebak dalam situasi yang lucu dan menggelikan. Meski pihak sekolah telah melakukan sosialisasi dan pemberitahuan menjelang hari pertama penerapan penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar wajib, para siswa tidak kuasa menahan tawa.
Guru Bahasa Indonesia SMP N 4 Purworejo Pawitno, misalnya, mengawali proses belajar dengan menyapa murid dengan ungkapan, "sugeng enjang" (selamat pagi).
Tantangan di awal penerapan wajib bahasa Jawa, menurut Pawitno, juga ada dalam penyampaian materi. Selain masih kaku dan terkesan lucu, siswa lebih terkonsentrasi pada bahasanya, bukan materi pelajarannya. "Ketika membuka salam saja sudah pada tertawa. Ini masih awal. Mungkin kalu sudah terbiasa akan lebih efektif," katanya.
Pemandangan lucu terlihat saat pelajaran olahraga. Saat memberi aba-aba untuk lari, guru bukannya mengucapkan satu, dua, tiga, melainkan setunggal, kalih, tiga. Mendengar ucapan itu, bukannya berlari, para siswa malah tertawa.
Ada juga yang memberi tanggapan positif. Di antaranya Sundari dan Siswanto. Mereka cukup senang bahasa Jawa diangkat menjadi bahasa yang wajib digunakan di sekolah meski hanya sehari dalam seminggu.
Menurut dia, membiasakan murid menggunakan bahasa Jawa, selain melestarikan budaya, bisa mengenalkan unggah-ungguh (tata krama). "Bahasa krama bisa berimplikasi pada pengendalian emosi. Susah kan kalau mau marah dengan bahasa krama," katanya. (tom/jpnn/ruk)
Jawa Pos, [Minggu, 22 Februari 2009]
Mengorbit dengan Tulisan Kreatif
7 years ago
1 comments:
Bahasa Jawa itu bahasa yang tua, bahkan lebih tua dari bahasa indonesia, mungkin bisa seumur dengan bahasa arab,cina atau inggris, saya setuju kalau bahasa jawa jadi bahasa internasional karena kosakatanya memang lengkap.
Salam paseduluran dari www.purworejo.asia
Post a Comment