Oleh Hawe Setiawan*
TRADISI sastra di Jawa Barat dapat dibagi ke dalam dua jalur berdasarkan perbedaan bahasa yang digunakan oleh sastrawan di daerah tersebut, yakni bahasa nasional dan bahasa daerah/etnis. Nenden Lilis A. [Bandung], misalnya, menulis puisi dan cerpen dalam bahasa Indonesia, sementara Godi Suwarna [Ciamis] menulis puisi dan cerpen dalam bahasa Sunda, sebagaimana halnya ada anggota komunitas Mekar Parahyangan, Bandung, yang menulis dalam bahasa Mandarin. Pada kasus tertentu, ada juga penulis yang berkarya dalam dua bahasa, misalnya Acep Zamzam Noor [Tasikmalaya] yang menulis puisi baik dalam bahasa Indonesia [Jalan Menuju Rumahmu dll.] maupun dalam bahasa Sunda [Dayeuh MatapoĆ© 'Kota Matahari'] sebagaimana Nunu Nazaruddin Azhar [Tasikmalaya] yang antara lain menulis naskah drama, puisi dan cerpen dalam bahasa Sunda selain menulis puisi dalam bahasa Indonesia. [selanjutnya…]
Mengorbit dengan Tulisan Kreatif
7 years ago
0 comments:
Post a Comment