KSJ III
Harus disadari, kontroversi itu, dalam praktiknya justru memromosikan KSJ. Apalagi dibantu ”jurnalisme warga” dan dengan merebaknya situs jejaring sosial seperti Facebook, KSJ III bisa dihadiri lebih dari 200 orang peserta. Padahal, KSJ I dan II tak pernah mencatat jumlah peserta masing-masing lebih dari 100 orang.
Yang berbeda dengan dua kongres sebelumnya, KSJ III ini mendapat bantuan dari pihak pemerintah. Ada bantuan dana dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, dan dari Pemprov Jawa Timur (walaupun yang terakhir ini kemudian dikompensasi dengan 600 buku antologi cerpen dan puisi Jawa berjudul Pasewakan. Maka, buku setebal 500-an halaman itu pun jadi salah satu buku cinderamata yang juga dibagikan secara gratis kepada para peserta KBJ V (Surabaya, 27 – 30 November 2011).
Panitia KBJ IV (Semarang, 10 – 14 September 2006) sebenarnya juga menawarkan bantuan dana untuk KSJ II (Semarang, 7 – 9 September 2006). Tetapi, para penggiat KSJ II memutuskan (dalam rapat) untuk menolak bantuan tersebut. Andai bantuan dana itu sama-sama diterima, yang membedakannya adalah Panitia KSJ II dibantu oleh Panitia KBJ IV (Bukan Pemprov Jawa Tengah), sedangkan Panitia KSJ III dibantu oleh Pemprov Jawa Timur. Tambahan lagi, disempatkan untuk membangun dialog antara Panitia KSJ III dengan Panitia KBJ V. Seperti ada harapan baru untuk menuju ”tindak lanjut” dari perhelatan KSJ maupun KBJ.
Catatan baru yang ditorehkan KSJ III, selain membludagnya jumlah peserta adalah diterbitkannya antologi bersama crita cekak (cerpen) dan guritan (puisi) melibatkan seratus lebih penulis (guritan dan crita cekak) hingga jadi buku Pasewakan setebal xxiv + 497 halaman itu.
Kehadiran tokoh-tokoh sekalaiber Diah Hadaning, Ayip Rosidi, Arswendo Atmowiloto juga menambah kewibawaan KSJ III. Bahkan, tokoh sesibuk Arswendo Atmowiloto menginap hingga 2 malam di Desa Jono, Kecamatan Temayang, tempat diselenggarakannya KSJ III yang 22 km dari pusat Kabupaten Bojonegoro itu. Staf Kemenkominfo Dr Suprawoto pun hadir dan menyampaikan makalahnya.
Kemitraan, seperti disematkan dalam rangkaian kata pada tema KSJ II (Membangun Kemitraan untuk Sastra Jawa) pun memperlikhatkan ujudnya pada KSJ III ini. KSJ III pun memperluas jejaring kemitraan untuk penyelenggaraan, termasuk menggandeng pihak swasta, dan bahkan perorangan sebagai sponsor, memberikan bantuan dana, seperti Romo Hudiono, Ketua Yayasan Karmel, Malang, Yayasan Saworo Tino Triatmo Yogyakarta, Telkomsel Regional Jawa Timur, dan PT Jamu dan Farmasi Sido Muncul.
Oleh karena itu, keinginan untuk bangkit menyemarakkan jagad Sastra Jawa Modern melalui penerbitan buku, seperti sudah dimulai Griya Jawi atas inisiatif Sucipto Hadi Purnomo bekerja sama dengan Jurusan Bahasa Jawa Unnes dan pembuatan laman khusus untuk mewadahi karya Sastra Jawa Modern tampaknya juga telah menemukan jalannya, sebagai kompensasi keinginan lama untuk menerbitkan majalah Sastra Jawa dalam bentuk cetak yang tampaknya masih kurang kondusif untuk dilakukan sekarang. [bersambung]
0 comments:
Post a Comment